Harta Karun Pemikiran Ki Hajar Dewantara Menginspirasi Tercetusnya Kurikulum Merdeka
Hai Sobat Bitneka! Seperti yang kita ketahui, kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan dari satu generasi ke generasi. Hal ini bertujuan untuk menemukan “formula yang pas” untuk menjadikan manusia Indonesia menjadi manusia terbaik yang berbudi pekerti luhur dalam menjalani tantangan zaman.
Tentu saja, pada setiap kebijakan kurikulum yang dibuat terdapat kelebihan dan kekurangan, sehingga terus dilakukan inovasi untuk menemukan titik terbaik, tak terkecuali Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan oleh Kemdikbudristek ini.
Memang benar, konsep Kurikulum Merdeka ini terinsiprasi dari konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara. Menurutnya, pendidikan merupakan serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Lima Pokok Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Terdapat lima pokok pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan, yakni
- Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.
- Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatannya.
- Bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani dan rohani.
- Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya.
- Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan).
Harta Karun Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Kurikulum Merdeka
Dari pokok pemikiran diatas, kita dapat mengambil pembelajaran bahwa setiap anak dilahirkan dengan bakat dan potensi yang berbeda-beda, sehingga tidak selayaknya kita memaksa mereka untuk melakukan hal yang tidak mereka minati atau memaksakan hal yang tidak sesuai naluri alamiah mereka.
Dengan demikian, melalui konsep Kurikulum Merdeka ini guru dan siswa diharapkan dapat memiliki jiwa yang bebas dalam mengembangkan dan mengeksplorasi potensi, bakat, dan kemampuan diri tanpa dikekang oleh banyak aturan dan ketentuan yang kaku dalam proses pembelajaran.
Konsep kurikulum ini juga tidak membenarkan adanya paksaan minat bakat kepada murid karena dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas mereka.
Kurikulum ini memiliki memiliki tiga kelebihan yakni fokus pada materi esensial, pembelajaran berbasis pengembangan karakter dan soft skill, serta guru dapat lebih fleksibel dalam melakukan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan murid.
Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa dan memberi ruang yang lebih luas dalam pengembangan karakter dan kompetensi.
Program Merdeka Belajar dapat terwujud apabila semua pihak dapat menghayati dengan benar mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang berkeinginan memanusiakan manusia melalui pendidikan dan menciptakan regulasi yang presisi untuk mewujudkannya.
Hambatan Kurikulum Merdeka dalam Penerapannya
Meskipun konsep yang diusung memang bagus, namun, tak bisa dipungkiri bahwa akan ada banyak hambatan dalam proses penerapan kurikulum ini seperti persiapan kurikulum yang belum sepenuhnya matang, kurangnya sosialiasi untuk para tenaga pendidik, kurangnya SDM yang mumpuni, belum lagi referensi yang dapat dipelajari mengenai merdeka belajar belum banyak ditemukan, maupun kurangnya kompetensi atau skill guru dalam penerapannya.
Pemerintah harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan mempedulikan kesejahteraannya, melakukan sosialiasi secara intens dan merata, meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan, dan tidak bergonta-ganti kurikulum setiap ada pemimpin yang baru karena menyulitkan banyak pihak.
Ada baiknya pemerintah menetapkan satu kurikulum yang matang dan paling sesuai dengan karakter bangsa Indonesia untuk kemudian dapat diteruskan dari generasi ke generasi, sehingga kurikulum dapat konsisten dari waktu ke waktu dan memudahkan banyak pihak.