10 Kesalahan Umum dalam Penulisan Bahasa Indonesia yang Perlu Dihindari
Kalau kita ngomongin Bahasa Indonesia, banyak banget yang merasa sudah jago, kan? Tapi, jangan salah, meski kelihatannya simpel, ada banyak kesalahan umum Bahasa Indonesia yang sering banget kita lakukan. Yuk, kita bahas satu per satu dengan gaya santai dan informatif biar makin paham dan nggak salah lagi!
1. Salah Ejaan: “Darimana” atau “Dari mana”?
Kesalahan ini sering banget muncul, terutama di chat atau caption Instagram. Misalnya, “Kamu darimana aja?” Padahal, yang benar adalah “dari mana”. Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” harus dipisah dari kata yang mengikutinya. Jadi, mulai sekarang, kalau mau nulis, pisahkan ya!
Fun fact: Salah ejaan ini sering muncul di lagu-lagu hits Indonesia, lho. Coba cek deh liriknya!
Eksperimen Sederhana:
Coba tulis kalimat ini dengan benar:
- “Kemana kamu pergi tadi malam?”
- “Dimana dompetku?”
2. Penggunaan “Yang” Berlebihan
“Yang ini, yang itu, yang lucu, yang beneran…” Kamu pasti sering banget dengar atau bahkan nulis seperti ini. Sebenarnya, kata “yang” itu penting, tapi kalau kebanyakan, tulisan jadi nggak enak dibaca. Misalnya:
- Salah: “Buku yang tebal yang ada di meja yang berwarna coklat.”
- Benar: “Buku tebal di meja coklat.”
Tips: Bayangkan kalau kalimatmu jadi tokoh di film, apakah dialognya terdengar natural?
3. Pemakaian Tanda Baca yang Amburadul
Tanda baca sering banget dianggap sepele. Padahal, tanda baca bisa bikin kalimat beda arti, lho! Contohnya:
- “Ayo makan, teman!” artinya ngajak teman makan.
- “Ayo makan teman!” (Yikes, kanibal?)
Kesalahan umum Bahasa Indonesia ini nggak cuma bikin salah paham, tapi juga bisa jadi bahan ketawaan.
Latihan:
Perbaiki tanda baca di kalimat ini:
- “Hari ini aku makan nasi goreng bakso es teh manis.”
- “Ibu berkata aku pintar sekali.”
4. Kata Serapan yang Nggak Sesuai
Coba cek, kamu pernah nulis “effektif” atau “aktifitas”? Kalau iya, itu salah! Kata yang benar adalah “efektif” dan “aktivitas”. Banyak kata serapan dari bahasa asing yang sudah disesuaikan dalam KBBI, jadi nggak perlu ditulis ala-ala bahasa Inggris lagi.
Contoh relatable: Film “Efek Rumah Kaca” pun tetap pakai ejaan yang benar, lho!
5. Menggunakan “Tidak” dan “Bukan” Secara Asal
Bedanya “tidak” dan “bukan” sering bikin bingung. Tapi, gampang kok bedainnya:
- “Tidak” dipakai untuk kata kerja atau sifat: “Aku tidak tahu.”
- “Bukan” dipakai untuk kata benda: “Ini bukan milikku.”
Kalau salah, tulisanmu bisa jadi bahan roasting teman-teman, lho. Jadi, hati-hati ya!
6. “Hapal” atau “Hafal”?
Kata yang benar adalah “hafal”. Banyak orang salah pakai “hapal” karena lebih enak didengar. Tapi, ingat, yang sesuai KBBI tetap “hafal”. Jadi, mulai sekarang, biasakan pakai yang benar, ya!
Challenge:
Coba ucapkan “Hafal” 10 kali tanpa kepleset jadi “hapal”.
7. Pemakaian Kata Depan “Di”
Ini sering banget jadi bahan debat. Kata depan “di” harus dipisah kalau menunjukkan tempat, seperti “di rumah” atau “di sekolah”. Tapi kalau “di” adalah imbuhan, seperti “dimakan” atau “ditulis”, harus nyambung. Gampang, kan?
Analogi relatable: Bayangkan “di” itu seperti kunci rumah. Kalau jadi imbuhan, dia tinggal di rumah (kata). Kalau jadi kata depan, dia main sendiri.
8. Kalimat Panjang Tanpa Jeda
Pernah baca tulisan yang bikin capek napas? Itu karena kalimatnya panjang banget tanpa tanda baca yang jelas. Contoh:
- “Kemarin aku pergi ke pasar beli sayur dan ikan terus aku mampir ke toko buku beli novel baru yang katanya bagus.”
Kalimat ini perlu tanda koma atau titik supaya lebih nyaman dibaca. Begini:
- “Kemarin aku pergi ke pasar, beli sayur dan ikan. Lalu, aku mampir ke toko buku untuk beli novel baru yang katanya bagus.”
Tips: Kalau napasmu habis saat baca, tandanya butuh jeda!
9. Campur Bahasa Asing Tanpa Aturan
“Aku udah finish tugas ini, kok.” Hayo, siapa yang sering campur aduk kayak gini? Kadang, campur bahasa bikin tulisanmu nggak konsisten. Kalau memang pakai Bahasa Indonesia, usahakan full Bahasa Indonesia.
Pop culture alert: Banyak film atau novel remaja yang sengaja pakai campuran untuk gaya, tapi harus tetap sesuai konteks ya!
10. Salah Penempatan Huruf Kapital
Huruf kapital nggak cuma buat nama atau awal kalimat. Misalnya:
- Salah: “Aku Pergi Ke pasar.”
- Benar: “Aku pergi ke pasar.”
Aturan huruf kapital ini penting banget untuk bikin tulisanmu terlihat profesional.
Trivia:
Tahukah kamu, di beberapa platform seperti Twitter, penggunaan huruf kapital yang berlebihan bisa dianggap marah? Jangan sampai tulisanmu bikin salah paham, ya!
Ajakan Interaktif
Sekarang giliran kamu! Coba cari kesalahan di tulisan teman-temanmu di media sosial (tapi jangan nyinyir ya, cukup buat pembelajaran). Atau, kalau mau lebih seru, tulis satu paragraf dan tantang temanmu untuk menemukan kesalahannya.
Biar makin jago, pastikan kamu baca buku Bahasa Indonesia yang lengkap dan praktis. Kamu bisa cek koleksi buku terbaik di Bitneka Shop. Jangan lupa juga kunjungi marketplace Bitneka lewat Marketplace Bitneka untuk promo menarik. Yuk, jadikan Bahasa Indonesia kita lebih baik!
Artikel ini adalah bagian pertama dari seri “Cinta Bahasa Indonesia”. Nantikan artikel selanjutnya tentang tips menulis puisi yang memukau! Jangan sampai ketinggalan!